Hallo travel’s, gimana jalan-jalan keliling jakarta pusat versi low bugetnya
kemarin seru ga niih? Seru dong ya pastinya. Tapi sayang banget nih kalo cuman
jalan-jalan tanpa bikin dokumentasi, apalagi sekarang banyak banget video singkat
tentang perjalanan yang lagi trend. Apalagi sekarang corona mulai naik lagi dan
mulai juga dilakukan PPKM level 3 membuat banyak masyarakat tidak bisa keluar
rumah seperti kamu kemarin, dari hal menyedihkan ini bisa kamu ambil sebagai
peluang untuk membuat konten jalan-jalan karena akan ditonton oleh masyarakat
yang berkerja dan bersekolah dari rumah saja. Nah kali ini aku bakal share
bagaimana kamu meningkatkan konten pariwisata menggunakan digital marketing. Yuk
kita simak bareng-bareng!
Dalam meningkatkan pengunjung pada konten pariwisata, kita bisa menggunakan
konsep SOSTAC Marketing Diagram. SOSTAC terdiri dari Situation analysis,
Objectivites, Strategy, Tactic, Action, dan Control. Situation analysis adalah
mengenali posisi kita dimana, contohnya kita bisa lihat pengikut instagram atau
tiktok kita awalnya berapa dan siapa kita apakah kita mempunyai personal
branding yang mendukung atau tidak. Lebih dalam lagi, kita bisa menggunakan
analisis SWOT. Pada SWOT ini kita menganalisis kekuatan, kekurangan, peluang
dan ancaman. Contohnya kekuatan kamu adalah suka dokumentasi tapi kekurangan
kamu kurang lancar dalam aplikasi edit video namun, peluang pembuat konten
jalan-jalan sangat terbuka lebar dan disatu sisi membuat ancaman pembuat video yang
sama juga besar. Setalh mengetahui posisi kita dimana, ini saatnya merancang tujuan atau impian yang akan kita raih,
semisalnya kamu mau punya pengikut instagram 10 juta maka tujuan tersebut dijadikan
dasar untuk selalu konsisten belajar dan konsisteen membuat konten. Serta menjadi
tolak ukur apakah tujuan kita dapat tercapai dikemudian hari.
Ketika tujuan sudah terbentuk sekarang kita mulai menyusun strategi untuk
meraih cita-cita kita. Ditahap strategi kita bisa menganalisis Segmentasi
dengan memperhatikan pasar konten pariwisata yang ramai dikunjungi atau disukai
seperti apa. Lalu masuk ke Targeting, yaitu menargetkan apakah video kita akan
ditonton oleh ibu-ibu, remaja, atau milenials. Di targeting juga kita bisa
memikirkan bagaimana video ita mempunyai ciri khas yang berbeda dan belum ada
yang memakainya. Ditahap strategi kita harus memposisikan video (positioning)
yang berkualitas, contoh awalnya membuat video yang tidak blur.
Selesei membuat strategi selanjutnya
membuat taktik yang lebih jelas dan dapat diukur keberhasilannya. Jika tadi
pada segmentasi kita mengamati konten yang viral, pada taktik kita menerapkan
konsep ATM “Amati Tiru Modifikasi”
dimana kita membuat video yang sama dengan tujuan pembelajaran awal, setelah
itu melakukan modifikasi agar tidak terlihat sama. Pada targeting contohnya
kita menargetkan milineals, kita membuat taktik dengan menggunakan lagu-lagu
yang sedang viral pada konten kita. Taktik terakhir untuk membuat video yang tidak
goyang adalah konsisten belajar setiap hari dengan begitu kualitas kita dari waktu ke waktu akan meningkat.
Taktik sudah ada saatnya kita action, dalam pelaksanaan terkadang tidak
sesuai dengan ekspetasi dan rencana. Kadang kita malas, tidak ada uang atau
teman untuk jalan-jalan, juga pandemi yang menghambat pergerakan kita. Tapi hal
itu harus tetap kita lalui untuk menggapai tujuan yang sudah kita buat. Untuk
menangagi permasalahan tersebut dapat kita atur kapan kita jala-jalan, kapan
kita menggungah video baru dan juga kapankita harus menambah skill pada bidang video
aatau fotografi Selanjutnya kita masuk ke tapa Control, pada tahap ini kita
melakukan evaluasi apakah tujuan kita sudah tercapai atau belum. Mengevaluasi rencana
dapat dilakukan dengan baik atau tidak.
Baik tercapai atau tidak ujuan kita, harus melakukan siklus SOSTAC dari awal
lagi. Ketika sudah terpacai, harus membuat target dan memperluas jangkauan
video serta mempelajari aplikasi atau bermain ke aplikasi lain. Namun apabila
belum tercapai, harus mengetahui apa yang menyebabkan belum tercapinya tujuan
tersebut serta memperbaiki kenali.
Konsep SOSTAC Marketing Diagram dapat digunakan oleh pelaku usaha dibidang
pariwisata karena pada Digital Marketing mempunyai banyak keuntungan. Berdasarkan
data januari 2020 dari jumlah penduduk di Indonesia sebesar 271,1 juta sebesar
160an juta menggunakan sosial media. Hal ini dapat menjadi peluang besar bagi
pelaku usaha untuk mengurangi biaya iklan di billboard atau brosur, hanya
dengan menggunakan video perjalanan yang dibuat konten kreator bisa mendaptkan
iklan secara gratis tentunya sangat efesien dan efektif. Di era pandemi ini
dari bangun tidur hingga tidur kembali kita menggunakan handphone lebih dari 8
jam 30 menit, setiap insan berusaha menerima perubahan yang terjadi. Menurut teori
Darwin, sebenarnya manusia berhasil dan sukses adalah bukan orang-orang yang
paling kuat bukan juga yang paling besar namun yang paling bisa beradtasi
terhadap perubahan.
Begitupula pada dunia pariwisata harus belajar menerima perubahan dan
memanfaatkan hal tersebut menjadi hal yang postif juga menguntungkan. Contoh tempat
pariwisata yang bisa menerima perubahan adalah museum satria mandala, pada saat
ini memberikan kain dan keranjang makanan untuk menarik pengunjung untuk piknik
murah. Karena terobosan tersebut banyak masyarakat yang membuat video
perjalanan ke Satria mandala, tentunya membuat museum tidak perlu iklan yang
mahal.
Penerapan Sostac pada pengusaha bidang pariwisata, pertama bisa dilakukan berada
di posisi mana pengusaha tersebut. Selanjutnya membuat tujuan seperti mencapai
omset sebesar 50 juta pada tahun depan. Berikutnya membuat strategi seperti memaksimalkan
penggunaan media sosial, dilanjutkan pada tahap taktik lebih jelas ingin
menggunakan aplikasi edit dan platfrom berbagi video yang sedag trend. Setelah itu melaksanakan taktik-taktiknya
dengan sepenuh hati. Terakhir melakukan control untuk mengevaluasi apakah
digital marketing berhasil dilakukan atau tidak.
Mungkin segitu dulu share hari ini,
semoga dapat membantu kamu unuk berkarir di bidang videografi atau buat kamu
yang mempunyai bisnis pariwisata. Sampai jumpa di blog selanjutnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar